Macam Mana Nak Cari Jodoh di Malaysia?

900k ahli di sana sedang mengunggu anda di Baitul Jannah. Mungkin.. jodoh awak ada sana.

Daftar Sekarang!

BAHASA MELAYU BALI (BASE LOLOAN)

 

Sebenarnya saya sudah lama penasaran dengan adanya komunitas berbahasa Melayu di Pulau Dewata ini. Ada satu referensi dari Depdikbud keluaran tahun 79 yang mendeskripsikan tentang bahasa Melayu dikawasan ini, hanya saja saya cari-cari lagi, buku tersebut sudah tidak ada. Hanya ada di UNAIR Surabaya. Yang pernah saya baca tentang bahasa Melayu Bali ini adalah, konon masyarakat Melayu asal Terengganu, Pahang dan Pontianak datang ke pulau Bali untuk berdagang pada abad ke-18, dan kemudian bermukim di wilayah sekitar Sungai Loloan (yang akhirnya menjadi nama kampung mereka), dan sekarang masuk kabupaten Jembrana, Bali bagian barat tepatnya kampung Loloan Barat dan Loloan Timur, Negara. Mulanya Islam datang ke Jembrana pada abad ke-17 dibawa pedagang-pedagang Bugis, atau pelarian Bugis yang ingin menghindari penangkapan VOC masa itu. Ditambah pada abad 18 adanya perantau2 asal Pontianak dan Semenanjung Melaka yang bermukim juga disana.

Kebetulan saya bertemu dengan salah satu mahasiswa saya yang asal Negara dan rumahnya tidak jauh dari Loloan. Dia keturunan Madura, namun sudah beberapa generasi berada di Bali, bahkan keluarga ibunya tinggal di kampung Loloan yang dikenal masih mempertahankan bahasa Melayu sebagai bahasa sehari-harinya, dan konon merupakan salah satu kampung Islam tertua di pulau Bali.

Bahasa sehari-harinya -menurut mahasiswa tadi- adalah bahasa Melayu, bahkan anak-anak kecilnyapun kurang pandai berbahasa Indonesia. Penduduknya umumnya beragama Islam sehingga berbeda dengan kampung-kampung sekitarnya yang mayoritas Hindu. Berikut dia juga memberi saya beberapa kosakata bahasa Melayu setempat yang ternyata masih tidak begitu beda jauh dengan bahasa Melayu lainnya. Dan masih dianggap sebagai bagian dialek Melayu. Berikut kata-kata yang berhasil saya cukil dari dia.

Kata ganti orang
Saya - awak
Kamu - kau
Dia - die (huruf e dibaca lemah)
Mereka - merekA
Kita - kiTA
Mereka tidak pernah menggunakan kata 'saya', dan 'awak' itulah yang sering dipakai. Sedangkan untuk menyebut 'kau' pada orangtua atau yang lebih dituakan, mereka menggunakan sebutan 'Bapak', ' Mak' dst.

Kata tanya
Siapa? - siape?
Bagaimana? - gi'ane?
Mana? - mane?
Kapan? - bile?
Kenapa? - na' ape?
Ya - ye
Tidak - gak

Kekerabatan
Ayah - bapak
Ibu - Mak
Kakak laki-laki - abang, akak
Kakak perempuan - akak
Kakek - embah
Nenek - embah
Paman - paman
Bibi - bibik
Sepupu - misan

Kata-kata pengaruh bahasa Bali
Marah - gedeg (huruf e dibaca lemah)
contoh : Gedeg le awak sama kau (aku marah denganmu)

Hebat - aeng (e dibaca seperti beca)
contoh : Aeng le kau! (Hebat sekali kamu)

Le : penyangatan, huruf 'e' dibaca seperti kata beca

Kalimat lainnya
Saya mau pergi ke sekolah - awak nak pergi ke sekolah
Jangan bermain disitu - jangan sini kau mainan!
Kamu hebat sekali - aeng le kau!
Aku pukul kamu - ta' antem kau!
Aku marah padamu - gedeg le awak sama kau
Apa kabar? - Gi'ane kabar kau?

Itu hanya sedikit kata-kata yang bisa saya korek dari dia, dan mungkin pada akhir tahun saya insyaallah mau kesana untuk menyelami lebih dalam bahasa Melayu Loloan ini. Ciri khas lainnya menurut narasumber tadi, mereka melafalkan huruf 't' sebagaimana layaknya orang Bali (terkenal dengan 't' nya yang pekat). Sedangkan dengan masyarakat luar mereka, mereka menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa Bali dengan logat yang konon kaku.

Baca perbualan