kerajaan adi singgasani 2

 

Sudah dua jam aku terkurung di goa ini. Nafasku juga sudah tak teratur. Mataku terus terpejam dan berharap ada seseorang yang dapat membantuku. Selain itu, mataku mulai berkunang kunang untuk melihat kadaan sekitar. Tapi, aku harus kuat. entah bagaimana lagi.

Aku harus tetap hidup dan bisa menyelamatkan warga kerajaan. Dnegan nafas yang tersisa, aku berjalan terseok seok menelusuri goa yang gelap. Hanya dengan alat penglihatan yang lemah aku terus merabah dinding goa. Aku terus berdoa agar allah terus ada di sampingku,menjadikan kekuatan yang lemah menjadi kekuatan yang sangat kuat.

Tungguu.. aku merasakan hembusan angin pelan.

Oh tuhan. Goa ini ada jalan keluarnya. Dan aku harus cepat cepat mencari lubang angin yang akan membuat kehidupanku menjadi panjang. Semakin lama aku terus melangkah ke dalam goa dengan penglihatan kecil dan  buram aku berjalan sendiri. merba setiap dasar gos hinga semua angin terasa hingga di dasar seluk tubuhku.

tanpa lama kemudian, angin semakin kencang membuat nafasku kembali. dan terlihat sedikit cahaya bersinar menumpahi retina mataku. sangat mengharaukan dan menyenangkan. oh tuhaannn.. terimah kasih telah membuka pintu pneyelamat untukku..

mataku mentaap tajam sudut goa yang terbuka. aku melangkah dengan gusar. takut semua ini hanyalah mimpi belaka. saat ku tatap dengan keyakinan hatiku.. semua yang ku lihat benar benar membuat hatiku berdetak tak karauan... semua ini benar. malah menjadi kebenaran yang sangat menakjubkan.

karena di depan mataku teraliri sungai yang sangat deras. ada sebagian desa yang sangat membuatku tak percaya. desaa yang sangat serasi. penuh dengan kesuburan dan kenyamanan.
lama ku mengamati desa di bawah kaki, membundar di daerah goa ini, menyatu dengan lingkungan indah ini. dengan pohon yang berdiri tegak, di samping terdapat sungai mengalir dnegan jernihnya. semakin lama aku takjub dan tak menyadari aku ada di atas desa itu,menjejaki sebukit lagi, aku akan sampai di desa itu dan mungkin sedikit meminta bantuan makan dsan minuman

***

aku berjalan menelusuri desa ini dengan mata menatap daerah sekitar. saat ini rasanya sangat aneh karena sebgaian penduduk desa ini menatapku dengan maksud mencurigakan. aku tetap berjalan pelan ke sebuah toko minuman. mungkin, di situ, aku bisa meminta sedikit makanan dan minuman.

aku duduk di samping lelaki yang bisa di katakan sangat tua. dia tersenyum ke arahku dnegan meminum seteguk kopinya. semenit aku duduk di sini dnegan menikmati kue ringan yang tersedia di mangkok kecil itu.

seseoarang waniat ebrjalan ke arahku dengan penuh keringat. bukan!. ternyata dia berjalan ke arah lelaki tua di sampingku. nafasnya terlihata tak beraturan. di matanya etrlihat sedikit rasa takut. dia membisikan kalimat sesuatu ke telinga lelaki itu. dan aku hanya mencoba menguping meski hanya dapat satu kalimat. "dia membunuh semuanya".

setelah membisikkan ke lelaki itu, dia menatap mataku sangat tajam. seperti orang yang snagat curiga. tapi, aku membalasnya dengan senyum biasa

Baca perbualan

Cerpen-cerpen Berkaitan

Semua cerpen-cerpen Aksi

cerpen-cerpen lain

Perbualan

Perbualan

Want to join the conversation? Use your Google Account

  • 1) alamak, warna-warninya jadi sukar dibaca

Cerpen-cerpen lain nukilan reevadha

Read all stories by reevadha