Pengemis

 

            Siapa bilang untuk menjadi pengemis harus berada di pinggiran jalan? Buktinya di tempat tinggalku sendiri saja aku sudah menjadi pengemis.

Siapa bilang pula aku mau jadi pengemis? Aku tidak mau jadi pengemis. Tapi aku juga gak mau jadi orang kaya. Aku hanya mau menjadi orang berkuasa, biar bisa membalas dendam pada orang-orang yang membuatku jadi pengemis.

            Aku sebenarnya bukan pengemis. Tapi di hadapan perusahaan-perusahaan besar aku adalah pengemis. Di hadapan keluargaku sendiri aku hanya seorang pengemis yang meminta-minta makanan. Dan di hadapan negriku sendiri aku adalah binatang yang mengemis demi segigit daging busuk.

            Namaku Anmi. Jelek bukan? Dulu aku malu punya nama aneh seperti itu, Namun aku sangat bangga ketika tahu arti namaku. Namaku Anmi(Aku anak miskin Indonesia)! Dan aku sangat bangga mengumbar arti namaku. Aku bangga memamerkannya ke orang-orang dan anehnya meraka hanya melihatku seolah aku ini anak anjing yang kehilangan mata.

            Aku Anmi si pengemis. Aku tinggal di rumah mewah yang penuh lalat. Minum air jernih yang penuh belatung. Dan menghirup udara segar yang sudah tercampur asap. Aku anak kesayangan keluargaku. Buktinya ayah dan ibu selalu bilang mereka menyangiku bahkan rela mengorbankan nyawa untukku. Tapi anehnya begitu aku meminta buku mereka menamparku dan membenturkan kepalaku ke tembok seolah aku ini makhluk tak berharga.

            Aku Anmi si pengemis. Setiap hari aku mengemis pada ayah agar tidak pergi berjudi. Setiap hari aku mengemis ada ayah agar jangan mencambukku dengan ikat pinggang. Tapi sudahlah. Aku hanya pengemis. Mana ada orang yang mau mendengarkan pengemis?

            Hanya ibu satu-satunya manusia yang tak pernah melukaiku. Karena itu aku kaget ketika ibu menghajarku saat aku bilang tak percaya pada Tuhan. Katanya aku ini manusia, aku harus bersikap seperti manusia. Dan manusia itu punya Tuhan dan harus percaya pada Tuhan. Tapi aku sendiri ragu sebenarnya aku ini manusia atau bukan. Sebab aku lahir sebagai manusia tapi tidak diperlakukan layaknya manusia. 

~~~

            Aku Anmi seorang pengemis. Aku tidak mau jadi pengemis. Tapi aku juga tidak mau jadi orang kaya. Aku hanya mau menjadi orang berkuasa, biar bisa membalas dendam pada orang-orang yang membuatku jadi pengemis. Dan sekarang aku tahu bahwa semenjak lahir aku sudah terikat dalam lingkaran perdagangan moral, nyawa dan ilmu pengetahuan. 

            Sialnya posisiku bukan sebagai orang berkuasa tapi sebagai makhluk rendah yang fungsinya menjadi korban. Aku anak miskin Indonesia. Rendah seperti binatang dan hina seperti sampah. Tapi aku tetap manusia dan mereka tak pernah memperlakukan seperti manusia. Padahal mereka juga manusia tapi mengapa mereka kejam? Atau mereka itu sebenarnya iblis dalam wujud manusia?

           Aku Anmi. Aku anak miskin Indonesia. Dan kelak aku akan menjadi penerus kemiskinan bangsa ini. 

Baca perbualan

Cerpen-cerpen Berkaitan

Semua cerpen-cerpen Lain-lain

cerpen-cerpen lain

Perbualan

Perbualan

Want to join the conversation? Use your Google Account

  • 1) hai Feline?
    ini karya pertama ya? intinya bagus sekali. bisa difikirkan bersama... tapi kenapa begitu pesimis gitu lho. hehe

    permainan emosi pada watak pengemis dalam diri Anmi itu seperti apa gitu, cuman kalau ini karya pertamamu, sudah sangat bagus aku rasakan.

    salam karya ya
  • 2) sangat bagus

Cerpen-cerpen lain nukilan Feline

Read all stories by Feline
No stories.